3 Jul 2010

PBS Sawit Ancaman Kerusakan Danau Sembuluh

Akibat Pembabatan Sepadan dan Limbah Pabrik
Ekosistem Danau Sembuluh sejak 10 tahun terakhir mengalami degradasi dan kerusakan serius akibat adanya berbagai aktivitas pengurusakan kawasan sekitarnya, terutama pembukaan secara massif Perkebunan Kelapa Sawit disekelilingnya.

aktivitas sehari-hari masyarakat yang tidak bisa dipisahkan
dari Danau Sembuluh yang kini kondisinya sangat buruk
Tercatat tidak kurang dari delapan PBS sawit bersentuhan langsung dengan Danau Sembuluh
dimana sungai-sungai yang berada dalam konsesi PBS tersebut mengalir ke danau Sembuluh.

Disamping aliran sungai yang rusak akibat digerus oleh PBS sawit, saat ini telah ada 2 Pabrik Kelapa Sawit [PKS] yang langsung menggelontorkan limbahnya ke danau Sembuluh, yaitu PKS PT. Agro Indomas I di Terawan dan PKS PT. Agro Indomas II di sungai Purun.

Selain PT. Agro Indomas, perusahaan lain adalah PT. Mustika Sembuluh, PT. Mega Ika Kansa, PT. Salonok Ladang Mas, PT. Hamparan Mas Sawit Bangun Persada, PT. Kerry Sawit Indonesia, PT. Rim Capital dan PT. Sawit Mas Nugraha Perdana.

Tidak selesai dengan gelontoran limbah PKS, danau Sembuluh juga dirusak dengan penanaman sawit di sepadan danau dan sungai. Yang paling mencolok dilakukan oleh PT. Hamparan Mas Sawit Bangun Persada di Desa Tabiku, PT. Salonok Ladang Mas di Teluk Bajarau Desa Sembuluh II, PT. Agro Indomas di Desa Lampasa dan Rangkang desa Bangkal. Selebihnya PBS menanam disepanjang pinggiran sungai yang ada didalam konsesinya secara sporadis.

PT. Agro Indomas, secara terang-terangan telah menggelontorkan limbahnya ke badan air di hulu desa Terawan dari PKS Unit I miliknya. Dalam pantauan lapangan bersama BLH Kalteng, SOB mendapati saluran pembuangan tersebut menuju langsung ke Teluk Rambania.

Sepadan danau Sembuluh di Tabiku, Bangkal dan teluk Bajarau kondisinya betul-betul memprihatinkan dimana sawit ditanam bahkan sampai ke badan danau. Hal ini jelas-jelas sudah merusak ekosistem danau Sembuluh.
Ironisnya hal tersebut belum menjadi perhatian serius untuk dilakukan penanganan dan teguran oleh pemerintah kabupaten Seruyan. Kuat dugaan telah terjadi pembiaran atas apa yang dilakukan PBS sawit ini.

SOB menekankan agar pemerintah daerah sesegeranya mengambil langkah serius untuk menertibkan PBS-PBS yang telah merusak bantaran sepadan danau, sungai, anak sungai dan mata air dimanapun diwilayah Kalimantan Tengah ini tidak hanya di Sembuluh. Kawasan Ekosistem Sembuluh hanyalah fragmen kecil dari perilaku buruk PBS sawit dan pembiaran oleh pemerintah daerah Kabupaten.

Kedepan, perlu disusun suatu rancang bangun aturan pengelolaan sepadan danau dan sungai, disamping aturan hukum dan ketentuan yang sudah ada. Dalam jangka pendek perusahaan harus sesegaranya melakukan pemulihan, rehabilitasi daerah sepadan yang telah dibuka untuk kelapa sawit.

Pihak PBS bisa memulai untuk melakukan penanaman sela [tumpang sari] sebelum dilakukan penggantian total [revegetasi] dengan jenis tanaman keras local dan produksif.

SOB akan terus menerus mempermaslahkan ini jika tidak ada langkah-langkah konkrit dan serius yang dilakukan oleh PBS sawit dan pemerintah. Jangan salahkan pihak-pihak seperti SOB dan lainya jika produksi minyak sawit mereka nantinya kan dianggap bermasalah dipasaran internasional.
Sumber >> Arsip SOB Release 03 Juli 2010

1 komentar:

Anonim mengatakan...

saya pernah dibawa teman saya untuk berwisata ke danau yang ada di desa Bengkal, kata teman saya ini adalah danau sembuluh, danau terbesar di Kalimantan Tengah. suasana disana sungguh nyaman dan menarik saya untuk langsung berenang di danau itu. Tak disangka pada sore harinya tubuh saya diselimuti rasa gatal yang teramat sangat dan tak lama muncul bintik-bintik seperti cacar air, namun ini lebih besar ukurannya dan luar biasa gatalnya. apakah itu ada pengaruhnya dari apa yang anda tuliskan dalam postingan ini?

Anda peduli upaya penyelamatan Hak Rakyat dan Hutan Kalimantan? silahkan berikan donasi anda

www.paypal.me/SafrudinM